Pages

Wednesday, May 22, 2013

Al-Khansa, Ibu para Syuhada

Pada masa Jahiliyah tersebutlah seorang penyair wanita ulung bernama al-Khansa. Syair-syairnya begitu memikat. Simaklah syiar ratapan terbaik yang pernah diciptakannya , sesaat setelah kematian saudaranya yang bernama Shakr
Al-Khansa bernama Tamadhar binti Amru bin al-Haris bin asy-Syarid. Cahaya Islam yang ditebarkan Rasulullah di Jazirah Arab telah mengetuk pintu kesadarannya. Bersama beberapa orang dari kaumnya, sang penyair menghadap Rasulullah SAW. Ia menyatakan keislamannya dan bertekad membangun aqidah tauhid.

Sang penyair pun menjadi seorang Muslimah yang baik. Ia pun menjadi salah seorang Muslimah teladan sekaligus figur cemerlang dalam keberanian dan kemuliaan diri. Al-Khansa menjadi teladan mulia bagi para ibu Muslimah.

Suatu ketika Rasulullah SAW memintanya bersyair. Pemimpin terbaik sepanjang zaman itu mengagumi bait-bait syair al-Khansa'. Ketika al-Khansa sedang bersyair, Rasulullah SAW berkata, "Aduhai, wahai Khansa, hariku terasa indah dengan syairmu."

Suatu ketika Adi bin Hatim dan saudarinya, Safanah binti Hatim datang ke Madinah dan menghadap Rasulullah SAW, mereka berkata, "Ya Rasuluilah, dalam golongan kami ada orang yang paling pandai dalam bersyair dan orang yang paling pemurah hati, serta orang yang paling pandai berkuda."

Rasulullah SAW bersabda, "Siapakah mereka itu. Sebutkanlah namanya." Adi menjawab, "Adapun yang paling pandai bersyair adalah Umruul Qais bin Hujr, dan orang yang paling pemurah hati adalah Hatim Ath-Thai, ayahku. Dan yang paling pandai berkuda adalah Amru bin Madikariba."

Rasulullah SAW berkata, "Apa yang telah engkau katakan itu salah, wahai Adi. Orang yang paling pandai bersyair adalah Al-Khansa binti Amru, dan orang yang paling murah hati adalah Muhammad Rasulullah SAW, dan orang yang paling pandai berkuda adalah Ali bin Abi Thalib."

Al-Khansa menikah dengan Rawahah bin Abdul Aziz As Sulami. Dari pernikahan itu ia mendapatkan empat orang anak lelaki. Dan melalui pembinaan dan pendidikan di bawah naungannya, keempat anak lelakinya ini telah menjadi pahlawan-pahlawan Islam yang terkenal. Al-Khansa sendiri terkenal sebagai ibu dari para syuhada.

Ia adalah seorang ibu yang tegar. Al-Khansa telah berhasil mendidik keempat anaknya. Kelak keempat anak lelakinya gugur syahid di medan Qadisiyah. Sebelum peperangan dimulai, terjadilah perdebatan yang sengit di rumah al-Khansa.

Keempat anaknya itu ingin turut berperang melawan tentara Persia. Mereka saling berdebat menentukan siapa yang harus tinggal di rumah mendampingi sang bunda. Perdebatan itu akhirnya sampai di telinga al-Khansa.

Ketika Mutsanna bin Haritsah asy-Syaibani berangkat ke Qadisiyah di masa Amirul Mukminin Umar bin Khaththab RA, al-Khansa akhirnya berangkat bersama keempat putranya untuk menyertai pasukan tersebut.

Di medan peperangan, sesaat dua para pasukan siap berperang, al-Khansa mengumpulkan keempat putranya. Ia memberikan petuah, bimbingan serta mengobarkan semangat jihad fi sabilillah dan buah hatinya tetap istiqamah berperang di jalan Allah dan mengharapkan syahid.

Dengan penuh ketegaran al-Khansa bertutur,'' "Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian telah masuk Islam dengan ketaatan dan tanpa paksaan, kalian telah berhijrah dengan sukarela dan Demi Allah, tiada Illah selain Dia.'' Ia lalu melepas anak-anaknya dengan penuh haru dan ikhlas.

Hingga akhirnya, berita syahidnya empat bersaudara itu sampai di telinganya. Kesabaran dan keikhlasan tak membuatnya sedih ketika mendengar kabar itu. "Segala puji bagi Allah yang memuliakan diriku dengan syahidnya mereka, dan aku berharap kepada Rabb-ku agar Dia mengumpulkan diriku dengan mereka dalam rahmat-Nya".

Umar bin Khattab paham betul keutamaan al-Khansa dan putra-putranya. Khalifah Umar senantiasa memberikan bantuan yang menjati jatah keempat anaknya kepada al-Khansa, hingga ibu para syuhada itu wafat. Al-Khansa meninggal dunia pada masa permulaan kekhalifahan Utsman bin Affan RA, pada tahun ke-24 Hijriyah.(rpb) www.suaramedia.com

Wednesday, May 1, 2013

Penentuan Awal Ramadhan Dengan Hisab Dan Rukyah Menurut Astronomi/IPTEK

 Setiap menjelang awal Ramadhan, perbedaan dalam mengawali dan mengakhiri puasa seakan menjadi pertanyaan yang tidak kunjung usai. "Persaingan" antara hisab versus rukyat dalam menentukan awal bulan Hijriah bagaikan menu rutin yang banyak dibicarakan orang. Disadari atau tidak, permasalahan tersebut merupakan bagian dari kehidupan bangsa ini. Oleh karena itu, memahami akar permasalahan yang ada dapat membantu dalam menentukan sikap.
       Hisab yang berarti menghitung dan rukyat yang berarti melihat, dalam arti sempit, merupakan sebuah cara yang digunakan untuk menentukan masuknya awal bulan Hijriah, seperti Ramadhan dan Syawal.
Dalam pandangan masyarakat luas, keduanya merupakan dua metode yang saling bertolak belakang. Padahal, dari sudut pandang astronomi, hisab dan rukyat bagaikan dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Pandangan masyarakat luas tersebut mungkin dikarenakan kedua konsep tersebut digunakan oleh dua ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Dalam pemahaman umum, diakui atau tidak, pendapat/ajaran yang berasal dari kedua ormas tersebut sering kali "bertentangan".

Sebuah metode
       Hisab dalam arti luas dapat diterjemahkan sebagai sebuah metode atau sistem perhitungan yang diperoleh dari penalaran analitik maupun empirik. Sedangkan rukyat dapat diterjemahkan sebagai sebuah pengamatan sistematik yang didasarkan atas data yang ada.
Hisab bukanlah sebuah metode yang muncul secara tiba-tiba. Sebab, adanya hisab diawali dari rukyat yang panjang. Benar tidaknya sebuah hisab tentunya harus diuji secara langsung melalui pengamatan (rukyat) terhadap fenomena alam yang dihisab. Sebagus dan sebaik apa pun sebuah metode hisab, jika tidak sesuai dengan fenomena yang dihisab tentu tidak dapat dikatakan benar.
Demikian juga halnya dengan rukyat. Pelaksanaan rukyat yang tidak pernah menghasilkan sebuah sistem atau metode perhitungan (hisab) yang dapat membantu dalam pelaksanaan rukyat berikutnya merupakan rukyat yang sia-sia. Karena, apa yang dilakukan hari ini tidak lebih baik daripada apa yang pernah dilakukan.
Oleh karena itu, kombinasi hisab dan rukyat merupakan kombinasi harmonis agar ilmu falak di Indonesia dapat berkembang. Sesuai dengan asalnya, ilmu falak yang tidak lain merupakan bagian dari astronomi modern saat ini merupakan observational sains.
       Sebuah observational sains merupakansains yang berkembang atas dasar pengamatan. Dengan kata lain, menafikan rukyat yang notabene merupakan proses pengamatan bagaikan menghilangkan ruh dari jasad. Hal ini bahkan dapat mengakibatkan ilmu falak menjadi sesuatu yang tidak menarik dan sulit untuk dipahami.
Kecenderungan itu dapat dilihat dari pandangan kaum santri di pesantren, yang umumnya dari kalangan NU, bahwa ilmu falak merupakan ilmu yang sulit dan tidak menarik. Hal ini bisa diakibatkan karena rukyat jarang bahkan tidak pernah dipraktikkan kecuali ketika menjelang awal dan akhir Ramadhan. 
        Iptek sesuai dengan watak dan pengalamannya selalu menilai dan mengukur segala sesuatu dari sisi akurasi dan kedekatannya dengan kenyataan. Oleh karena itu, wajar kalau iptek memandang rukyah sebagai sesuatu yang memiliki banyak kelemahan. Atas dasar penilaian tersebut, maka iptek berkeinginan untuk mengambil peran dalam hal penentuan awal Ramadhan sebagaimana yang telah dilakukannya selama ini dalam berbagai aspek kegiatan. Beberapa alternatif solusi iptek telah ditawarkan. Tawaran penggunaan ilmu hisab (perhitungan) dengan metodologi astronomi modern kini sudah diterapkan. Hampir semua ormas Islam memiliki ahlihisab yang menguasai perhitungan astronomi, tanpa meninggalkan kekayaan intelektual para ulama terdahulu yang mengembangkan metode sederhana ilmu hisab. Generasi mudanya kini banyak yang menguasai pemograman komputer sehingga sanggup mengembangkan sendiri program-program komputer, termasuk untuk metode klasik yang biasanya dilakukan secara manual. Namun ilmu hisab saja masih tetap belum menyelesaikan masalah.
        Hitungan hisab itu kini bisa diotomatisasi dengan pemrograman dalam komputer. Dengan demikian berbagai kesalahan manusia bisa dieliminasi. Salah satu contoh program komputer yang khusus dikembangkan untuk hisab kalender Hijri adalah software (Mawaaqit) yang semula dikembangkan oleh Club astronomi Al-Farghani bersama ICMI Orsat Belanda dan kemudian dilanjutkan di Bakosurtanal.Hisab dipakai untuk memprediksi posisi, arah dan waktu untuk rukyatul hilal. Rukyah tetap dilakukan karena tetap akan ada faktor cuaca yang tak mungkin bisa dihisab. Sedang teknologi observasi dikembangkan untuk membantu rukyah agar terhindar dari salah atau untuk mengenali bulan sabit meskipun cahayanya masih lemah. Misalnya telah dikembangkan “teleskop rukyah”, yakni sensor (kamera) digital baik aktif maupun pasif yang citranya kemudian diperkuat dan bahkan juga telah dipikirkan untuk menggunakan platform pesawat terbang sehingga rukyah bisa dilakukan di atas awan. 
        Perkembangan iptek seperti sekarang ini akan mempermudah manusia melihat (merukyah) dan atau menghitung (menghisab) suatu objek, baik posisinya maupun kandungan yang ada di dalamnya. Selain itu iptek juga merupakan salah satu alat efektif untuk penyempurnaan ibadah kita kepada Allah SWT.
Rasulullah saw. Sendiri bersabda: 
Barangsiapa menghendaki kebahagiaan di dunia maka raihlah dengan ilmu pengetahuan (iptek), dan Barangsiapa menghendaki kebahagiaan di akhirat maka raihlah dengan ilmu pengetahuan (iptek), dan barangsiapa menghendaki kebahagiaan kedua-duanya (dunia-akkhirat) maka raihlah dengan ilmu pengetahuan (iptek).”
       Namun setelah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan, pengertian tentang rukyatul hilalmengalami pergeseran. Ada yang memaknainya tetap seperti semula, yaitu rukyat bil fi’li dan ada yang memaknainya dengan rukyat bil’ilmi, yakni melihat hilal dengan ilmu pengetahuan atauhisab. Sedangkan prinsip perhitungan antara hisab dan rukyah secara astronomi sesuatu yang melengkapi. Teori harus berdasarkan observasi dan observasi dilengkapi dengan teori sehingga sifatnya komplementari 

Hilal 1 Ramadhan Merauke
Hilal 1 Ramadhan Aceh

http://menapak-cakrawala.blogspot.com/2010/08/penentuan-awal-ramadhan-dengan-hisab.html

Jika Sperma Berumur 42 Malam...?

Para Pendusta berkali-kali mengingkari Hadist Rasulullah Saw seperti dalam sabdanya:

“ Jika Sperma (Air Mani) telah berumur 42 malam, Allah Swt mengutus Malaikat untuk membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan, kulit, daging ,dan Tulang-belulang” (H.R Muslim), dan mereka berkata bahwa Hadis ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pengetahuan Moderen dan tahapan-tahapan perkembangan Embrio.
       
       Akan tetapi Ilmu pengetahuan terus-menerus berkembang hingga akhirnya memperlihatkan kepada kita fakta-fakta mutakhir. Dan jika kita merenungkan hasil dari penelitiaan terbaru dalam embriologi, serta mengkaji lagi tahapan-tahapan yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam Sabdanya, tentang Embrio ketika berumur 42 hari, mungkin kesimpulan apa yang kita peroleh? Dan mengapa Nabi Muhammad Saw yang lebih mengkhususkan angka 42 sebagai umur rmbrio? Makna apakah yang terdapat dari perkembangan embrio pada kandungan ibu?
      Kami akan memperlihatkan serangkaian ilustrasi berserta uraiannya yang memperlihatkan proses tahapan perkembangan embrio dan lebih terfokus lagi pada minggu kelima, keenam, dan ketujuh, kemudian kembali meninjau ulang agar kita bisa menyaksikan kesesuaian yang utuh antara keagungan teks hadist dan perkataan para Ilmuwan-ilmuwan Modern.
      Setelah melalui berbagai proses tahapan sejak masih berbentuk sperma hingga berevolusi menjadi Embrio pada minggu keenam (42 Hari), maka kami menyimpulkan bahwa Embrio tidak akan terbentuk (wujud manusia) setelah melalui 42 malam, dan Rasulullah Saw telah menerangkan secara gambalang lewat Sabda agungnya mengenai hal ini!
       Coba kita perhatikan, bagaimana proses berkembangan Sperma hingga menjadi Embrio yang belum berbentuk manusia, kemudian berubah menjadi segumpal darah, lalu berbentuk gumpalan daging yang juga belum memperlihatkan kejelasan betuk  manusia. Dan, pada umur 42 harilah tahapan evolusi ini akan membuahkan bentuk struktur tubuh manusia yang jelas dan terus berkesinambungan hingga memasuki tahapan persalinan, Maka Segala puji bagi Allah Swt!

        Gambar Asil dari embrio yang berumur lima minggu dan kita tidak melihat adanya bentuk struktur manusia, dan para ilmuwan mengatakan bahwa mayoritas dari spesies-spesis hewan juga berbentuk serupa (dengan gambar di atas) dengan umur yang sama pula. Dan dengan keterangan tadi dapat  mengindikasikan bahwa pada umur ini Embrio belum mencapai kesempuraan betuk Manusia, dan kita tidak menemukan bentuk telinga, mata, kulit, dan tulang.
       Gambar embrio ketika berumur 47 Hari, dan kami berkesimpulan bahwa bentuk ini telah mensimulasikan wujud manusia dan semakin jelas lagi ketika mata, telinga telah memperlihatkan bentuknya, dan juga kita meliahat dua telinga dan mata, serta lapisan kulit, semua itu telah membentuk wujud manusia sejak akhir minggu keenam. Indikator-indikator ini sangat tampak jelas pada minggu ketujuh, dan Jantung Embrio mulai berdenyut jelas sejak minggu ke enam.
       
       Gambar perbandingan antara Embrio berumur lima minggu dan embrio yang berumur tujuh minggu. Lihatlah perbedaan paras, ukuran, dan bentuk tubuh ke dua embrio ini, dan bagaimana bisa sebiji embrio dapat membuahkan struktur rupa manusia hingga sejelas ini.
Para Ilmuwan memaparkan tentang Embrio yang memasuki minggu keenam atau berumur 42 hari, yang pada waktu ini Embrio mulai merespon berbagai suara disekitarnya dan bereaksi atasnya.
Para Ilmuwan lebih menekankan lagi bahwa umur 42 hari dan setelahnya adalah tahapan pemisah antara fase embrio tatkal belum berwujud sempurna dan fase embrio ketika telah berwujud manusia. Maka dari itu kita mendapati salah satu situ web yang khusus mengulas masalah perkembangan Embriology berbicara mengenai hal serupa,  seperti dalam artikelnya:
During the sixth week after fertilization the unborn child can respond to local tactile stimulation by reflex movements. At the end of the sixth week, the unborn child is clearly recognizable as a human being by gross morphological observation 
(pada minggu keenam setelah pembuahan, embrio mulai mampu merespon sensai sentuhan melalui pergerakan refleks. Pada akhir-akhir minggu keenam, Embrio sudah bisa dikatakan telah berwujud manusia, dan demiikianlah yang tampak sejak dalam penelitian)
Juga kita lihat perkataan mereka di situs yang berbeda:
The brainwaves have been noted at 43 days. Dr. Stiff has noted that electroencephalographic waves have been obtained in forty-three to forty-five day old fetuses, and so conscious experience is possible after this date.
(Gelombang otak telah terdeteksi ketika Embrio berumur 43 Hari, dan Dr. stiff juga  telah mengedeteksi Gelombang yang timbul dari otak ketika Embrio berumur sekitar 43-45 Hari. Maka keterangan dari prihal ini sangat memungkinkan untuk diperhitungkan setelah Umur ini.


      Embrio berumur Enam Minggu ketika mulai  berbentuk manusia dan memancarkan gelombang dari otaknya menyerupai prinsip kerja pada sebuah Mekanisme. Dan dari prinsip kerja inilah banyak kajian-kajian penelitian terinspirasi pada metode kerja sel-sel dalam otak dan memungkinkan hal ini (gelombang otak) juga berkaitan dengan peniupan Roh Manusia pada tahapan ini, Wallahu ‘Alam.
Cobalah amati sejenak proses terbentuknya kedua mata, Ilmuwan menegaskan bahwa minggu keenam adalah Umur dimana kedua mata mulai terbuka pada Embrio, maka tersingkaplah kebenaran Sabda Rasulullah Saw: “..membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan..”
Adapun Mata Embrio mulai tampak pada Hari ke-42 dan kita menemukan perkataan Keith Moore Ilmuwan embriology yang terkenal:
The eye is obvious, About day 42 after fertilization (Moore, p 99).
(Mata Embrio mulai tampak jelas kurang lebih setelah 42 hari setelah pembuahan)
setelah berlalunya 42 hari dengan mulus dan sempurnah maka muncullah fenomena perkembangan Kedua mata dan telinga dengan kecepatan perubahan yang fantastik, Mereka (Ilmuwan Embriology) berkata:
(Mata dan telinga akan berkembang pesat pada minggu ketujuh (setelah sperma berlalu selama 42 malam) yang menunjukkan pada Akhir minggu ke tujuh, di mana embrio berevolusi membentuk wujud Manusia tepat pada waktu itu)
      Sangat persisi dengan ulasan Hadist Rasulullah secara sangat rinci tatkala bersabda: “Jika Sperma (Air Mani) telah berumur 42 malam, Allah Swt mengutus Malaikat untuk membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan, kulit, daging ,dan Tulang-belulang” (H.R Muslim)
Cobalah renungkan Gambar hakekat Embrio (kanan) yang berumur 41 hari, pada gambar ini kita hampir tidak bisa melihat indikator bahwa Embiro ini adalah manusia, tetapai tatkala memasuki hari ke-44 Embrio secara langsung akan berevolusi membentuk struktur tubuh manusia. Maka dari itu pada gambar (kiri) kita telah melihat wujud manusia pada Embrio sekaligus kedua mata dan telinga dengan jelas serta kedua kaki, tangan dan jemari-jemari. Maka Segala puji bagi Allah Swt!
      Setelah jumlah Angkan Abrosi melambung pesat di Negeri Non-Muslim. Terjadilah gejolak penolakan tehadap sistem Abrosi hingga hari ini, melihat hal itu Para Ilmuwan dan peneliti berinisiatif menentukan batas umur (Embrio) supaya tidak terjadi pengguguran kandungan setelah Embiro terbentuk, maka pada akhirnya mereka menemukan bahwa akhir minggu keenam dan awal minggu ketujuh (ketika Embrio berumur 42 hari) adalah waktu di mana timbulnya gelombang otak pada Embrio sekaligus menjadi waktu permulaan kehidupan manusia.
      Saya maupun Anda sekalian (yang telah  mengetahui) akan mengingat beberapa perkataan para Fuqaha kita (ulama islam) yang berdalilkan dari Hadist Nabi Muhammad Saw tadi, bahwasanya terdapat larangan keras Abrosi telebih pada waktu setelah 42 malam berlalu, dan terdapat kemungkinan dibolehkannya melakukan Abrosi sebelum memasuki Umur ini jika terdatap tuntutan keharusan melakukan Abrosi utuk kemaslahatan  pengobatan yang sangat diutamakan, dan hal ini menujukkan kebenaran Nubuwat bahwa peniupan Roh kedalam tubuh Embrio pada umur ini, dan semakin jelas ketika Gelombang otak tersebut timbul pada umur ini (42 hari), begitu juga dengan detak jantung,  seakan-akan terdapat keterkaitan antara Roh dan prinsip kerja Otak dan jantung, Wallahu ‘Alam!
     Gambar Asli sebuah Embrio ketika berumur 42 hari, pada umur ini Embrio mulai berbentuk manusia, mari kita perhatikan ukurang kecil ini, walau demikian ukuran itu telah dianggap sebagai manusia sepenuhnya, dan berikut kesimpulan para peneliti tentang larangan Abrosi setelah Umur ini karena Embiro telah dianggap sebagai manusia seutuhnya.
Embrio (berbentuk bayi) melatih diri dengan mengisap jarinya sebagai persiapan memasuki Alam Dunia  sehingga dapat langsung menetek ke ibunya, Maha suci Allah yang mengajarkan Bayi ini apa yang tidak diketahuinya seperti dalam FirmanNya:
(وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ) [النحل: 78].
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (An-Nahl: 78)
KemudiaN timbul pertanyaan, apa maksud dari ayat ini ? Jawabannya Adalah: bahwa Sesungguhnya ayat ini  menjelaskan perubahan-perubahan dasar (Embrio) yang terjadi setelah berlalunya 42 hari secara utuh dan sempurna, dan pada hari ke-43 otak mulai melepaskan gelombang yang bisa merespon pergerakan di sekitarnya melalui sensasi dan perasaan,
     Sesungguhnya Firman ini mengisyaratkan tentang Roh yang sedang menyesuaikan pergerakannya dalam tubuh Embrio, dan juga membuktikan bahwa Nabi Muhammad Saw telah mendahului Para Ilmuwan Barat mengenai perkara yang sangat mendetail sekali, yang mustahil manusia biasa mampu meramalkan hal ini jauh sebelum 14 abad berlalu.
     Sesungguhnya Wahyu ini berpesan bahwa tidak seorang pun dapat mengemukakan segala pengetahuan yang berhubungan dengan Tahapan-tahapan ini kecuali jika orang itu adalah Dokter spesialis yang disertai aparatur-aparatur yang memadai, dan apakah Rasulullah Saw adalah sorang Doker spesialis yang dilengkapi oleh perangkat-perangkat modern? Terdapat hal baru yang harus kita sepakati untuk meyakinkan kepada para penyangkal (kebenaran) seraya menayakan: Bagaimana bisa Nabi Muhammad Saw mengetahui secara pasti bahwa setelah 42 hari Embrio akan berubah bentuk ke Wujud manusia yang memiliki pendengaran, penglihatan, kulit, dan Tulang?!

http://menapak-cakrawala.blogspot.com/2013/04/jika-sperma-berumur-42-malam.html

Sunday, April 28, 2013

Bismillah, Memulai Setiap Amalan/Rutinitas


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Bismillah, Memulai Setiap Amalan / RutinitasBismillah, perkataan yang kita ucapkan setiap akan memulai kegiatan mulia. dengan nama Allah kita memulai nafas kita, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, dan pada setiap detail kehidupan kita. Mengharapkan ridho dan berkah-Nya.

Ucapkanlah bismillah dalam setiap amalan agar amalan tersebut berberkah dan bernilai ibadah. Rosulullah –sholallahu ‘alaihi wasallam- bersabda :

كل أمر ذي بال لم يبدأ فيه باسم الله فهو أبتر

Artinya : "Setiap amalan yang terdapat kepentingan didalamnya jika tidak dimulai dengan (menyebut) nama Allah maka terputus." (HR Abu Daud dan An-Nasai)

Setiap amalan, baik itu yang bersifat ibadah atau rutinitas yang memiliki kepentingan jika tidak diawali dengan nama Allah maka tidak akan mendapatkan berkah atau kurang berkahnya.

Seperti makan misalnya, makan adalah rutinitas yang kita lakukan setiap hari, bahkan 3 kali sehari. Ketika kita makan tanpa mengucapkan basmalah terlebih dahulu, maka makanan yang kita makan akan kurang berkahnya atau mungkin sama sekali tidak ada berkahnya. Akibatnya makanan yang kita makan tidak akan menguatkan badan kita untuk menjalankan aktifitas seperti bekerja dan beribadah. Bahkan yang lebih buruk lagi, bisa mengakibatkan penyakit dalam tubuh kita.

Tidur, ketika kita tidak mengawalinya dengan nama Allah dan dengan adab-adab yang Rosulullah –sholallahu ‘alaihi wasallam- ajarkan. Bisa jadi menyebabkan badan lesu dan kurang bersemangat. Pekerjaan menjadi terhambat. Dan ibadah pun menjadi kurang maksimal. Dan masih banyak lagi amalan dan rutinitas yang sewajarnya kita selalu mengawalinya dengan mengucapkan nama-Nya.
Judul artikel : Bismillah, Memulai Setiap Amalan/Rutinitas
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Selasa, 21 Februari 2012


Read more: http://www.artikelislami.com/2012/02/bismillah-memulai-setiap-amalan.html#ixzz2RowcR3oW

Meraih Kemuliaan Dengan memaafkan


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Meraih Kemuliaan Dengan MemaafkanSudah menjadi konsekuensi dalam kehidupan bermasyarakat adalah timbulnya berbedaan dan kesalahan. entah kita yang berbuat salah kepada orang lain atau orang lain yang berbuat salah kepada kita.

Sudah semestinya orang yang berbuat salah untuk segera meminta maaf kepada orang yang menjadi korbannya. akan tetapi tidak harus si korban memaafkan setiap kesalahan itu. karena memaafkan adalah hak setiap individu.

Akan tetapi Islam selalu menganjurkan setiap ummatnya untuk bersifat pemaaf. karena memaafkan adalah sikap terpuji. memaafkan adalah tindakan baik dan termasuk amal sholeh. bahkan Allah memberi nilai plus untuk bagi hambaNya yang memaafkan kesalahan orang lain. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا

Artinya : "Dan tidaklah Allah menambahkan bagi seorang hamba yang memaafkan kecuali kemuliaan." (HR Muslim)

Kemuliaan yang dimaksud adalah kemuliaan diakherat dan pahala yang besar. akan tetapi Allah juga memberi bonus yaitu kemuliaan didunia. jadi, bagi pemaaf akan mendapatkan 2 kemuliaan yaitu kemuliaan didunia dan akherat.

Melalui artikel ini, saya mengajak para pembaca untuk menjadi orang yang pemaaf bagi siapa saja yang memiliki salah kepada kita, sebisa mungkin untuk memaafkan sebelum pelaku meminta maaf. jika kesalahan tersebut terlalu besar, setidaknya kita berusaha untuk memaafkan walau belum mampu.
Judul artikel : Meraih Kemuliaan Dengan Memaafkan
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Kamis, 30 Agustus 2012


Read more: http://www.artikelislami.com/2012/08/meraih-kemuliaan-dengan-memaafkan.html#ixzz2Row9uxMf

Bergeraknya Gunung Di Bumi


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Bergeraknya Gunung Di BumiDalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ

Artinya : "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS An-Naml : 88)

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Bergeraknya Gunung Di BumiSekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.

# Sumber
keajaibanalquran.com
Judul artikel : Bergeraknya Gunung Di Bumi
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Minggu, 18 April 2010


Read more: http://www.artikelislami.com/2010/04/bergeraknya-gunung-di-bumi.html#ixzz2RovNB32e

Fungsi Penciptaan Gunung Dalam Al Qur'an


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Fungsi Penciptaan Gunung
Penciptaan dan desain alam ini tidaklah tanpa perhitungan atau terbentuk hanya kebetulan saja. Dialah Allah yang telah merancang semua ini sehingga tertata rapi dan Allah pun memberikan fungsi pada setiap makhluknya. salah satunya adalah gunung.

Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung. Allah berfirman :

وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ

Artinya : "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk." (QS Al-Anbiya' : 31)

Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.

Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.

Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.

Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:

Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)

Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا # وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا

Artinya : "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS An-Naba' : 6-7)

Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.

Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:

Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)

Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah. Dan Allah berfirman :

وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ

Artinya : "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk." (QS Al-Anbiya' : 31)

#sumber
keajaibanalquran.com
Judul artikel : Fungsi Penciptaan Gunung Dalam Al-Quran
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Jumat, 09 April 2010


Read more: http://www.artikelislami.com/2010/04/fungsi-penciptaan-gunung-dalam-al-quran.html#ixzz2RougwOES