Pages

Wednesday, March 20, 2013

Wahai uslimah, Kejarlah Surgamu !


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Wahai Muslimah, Kejarlah SurgamuTulisan ini, saya tujukan bagimu wahai muslimah. hanya sebuah inspirasi untuk menyela detik-detikmu yang sibuk untuk beraktifitas. iya, saya katakan kejarlah surgamu ! jangan hanya duduk terdiam, termenung cuma berangan-angan. kamu muslimah yang rindu bertemu denganNya. kamu muslimah yang selalu mengharap surgaNya.

Wahai muslimah, amalan dalam Islam sangatlah banyak. berusaha mengerjakan sebanyak-banyaknya amalan adalah usaha yang baik. tapi kondisi iman, terkadang naik terkadang juga turun. ketika iman naik maka bawaannya rajin terus semua amalan wajib dan sunnah dikerjakan. ketika turun, mengerjakan yang wajib saja malas.

Terlepas dari semua amalan itu, bagi seorang muslimah, hamba yang ditakdirkan untuk menjadi wanita muslimah. Allah juga menakdirkan untuk memperingkas jalan seorang muslimah untuk sampai surga. apa cara yang Allah tawarkan ? simaklah hadist berikut :

أَيّمَا اِمْرَأَة مَاتَتْ وَزَوْجهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتْ الْجَنَّة

Artinya : "Setiap wanita yang meninggal dalam keadaan suamianya ridho terhadapnya maka dia masuk surga." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, At-Tirmidzi berkata hadits hasan gharib)

Iya begitu. wanita siapa saja yang meninggal, dan suaminya ridho akan akhlaq dan tingkah lakunya selama hidup bersama maka dia dijamin masuk surga. maka dari itu, bagi muslimah yang sudah memiliki suami, berbaktilah kepada suami dengan sebaik-baiknya. layanilah dia karena jika kamu tidak memenuhi hak-haknya, berarti kamu belum dianggap memenuhi hak Allah. jagalah sikap dan akhlaqmu, karena dia adalah surgamu.

Dan bagi muslimah yang belum memiliki suami, carilah suami yang dapat membimbingmu dan ridho terhadapmu ketika kamu berbakti kepadanya. jangan hanya diam berpangku tangan, karena disitu masa depanmu yang paling utama. maka kejarlah surgamu !

Judul artikel : Wahai Muslimah, Kejarlah Surgamu !
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Jumat, 14 September 2012


Read more: http://www.artikelislami.com/2012/09/wahai-muslimah-kejarlah-surgamu.html#ixzz2O9b3axoP

Wahai para Istri, Bersyukurlah !


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Wahai Para Istri, BersyukurlahDalam tulisan berikut, anda tidak akan mendapatkan kutipan baik dari Al-Qur'an atau Hadist. Tulisan ini murni dari penulis untuk para istri yang semoga senantiasa dirahmati Allah. Hanya sebuah ungkapan dari hati ke hati. Karena dengan cara inilah materi akan mudah tersampaikan.

Wahai istri muslimah. Posisi anda sangatlah vital dalam rumah tangga. Dan kedudukan anda sangatlah agung dimata Yang Maha Kuasa. Yaitu berbakti kepada suami dan menjadi pendidik sebuah generasi yang mana masa depan ada ditangan mereka.

Wahai istri muslimah. Jangan kira hanya dengan tersenyum menyambut suami yang baru pulang kerja itu membuat capek, bahkan menjadikan anda malas untuk melakukannya. Suami yang pulang dari kerja pasti membawa 2 hal, masalah atau rizki.

Ketika suami pulang dan mendapatkan masalah ditempat kerjanya, sesampainya dirumah kemudian anda menyambutnya dengan senyum bangga, maka itu adalah penyejuk bagi sang suami. Jangan langsung tanya ada apa, tapi tetaplah menatapnya dengan senyuman walau dia tidak membalas senyum anda.

Ucapkanlah selalu "Alhamdulillah" dalam keadaan apa saja, baik suami membawa rizki atau masalah. Bersyukurlah atas apa yang diberikan dan bersabarlah atas apa yang menimpa.

Wahai istri muslimah. Jadikan diri anda sebagai penyemangat terbesar bagi suami anda, dan jangan jadikan diri anda sebagai pemadam semangatnya. Jaga lisan anda agar tidak selalu menuntut dan menuntut, tapi katakanlah dengan cara yang baik. Terimalah keputusan suami baik keputusan itu sesuai dengan harapan anda atau tidak. Dan ingatlah wahai para istri, dari rahim anda terlahir orang-orang hebat seperti diri anda dan suami anda.
Judul artikel : Wahai Para Istri, Bersyukurlah !
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Senin, 24 September 2012


Read more: http://www.artikelislami.com/2012/09/wahai-para-istri-bersyukurlah.html#ixzz2O9amwI2h

Luruskan Niat Dalam Persahabatan


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Luruskan Niat Dalam PersahabatanSeorang sahabat bisa lebih baik dan lebih dekat dari pada saudara atau keluarga, sahabat juga bisa menjadi seorang yang lebih jahat dari pada penjahat sekalipun. itu semua tergantung bagaimana cara kita berteman, dan teman seperti apa yang kita pilih.

Islam selalu menuntun kita kepada hal yang baik. dalam hal persahabatan juga, pertama dalam hal niat kita diperintahkan untuk meniatkan dalam persahabatan hanya untuk menggapai ridho Allah. bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan. dan sebagai contoh adalah persahabatan antara Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- dan para sahabat-sahabatnya.

Coba renungkan ayat berikut :

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

Artinya : "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS Az-Zukhruf : 67)

Ali bin Abi Thalib menafsirkan ayat diatas : Dua sahabat yang didasari oleh iman dan dua sahabat yang didasari kekufuran.

Setelah salah seorang dari sahabat yang beriman meninggal, dia diberitakan akan tempatnya di surga. maka diapun ingat terhadap sahabatnya yang masih hidup, dan berdoa : Ya Allah, bahwa sifulan itu adalah sahabat hamba. dia selalu mengingatkan hamba untuk taat kepadaMu dan taat kepada RosulMu. dan memerintahkan hamba untuk selalu berbuat baik dan menjauhi yang mungkar. dan juga mengingatkan hamba akan kematian. Ya Allah, janganlah Engkau sesatkan dia dan perlihatkanlah kepadanya balasan (surga) sebagaimana Engkau perlihatkan kepada hamba. dan ridhoilah dia sebagaimana Engkau meridhoi hamba. maka dikatakan kepadanya : pergilah (kesurga) dan jika kamu mengetahui apa balasan untuknya niscaya kamu akan banyak tertawa dan sedikit menangis.

Dan tatkala yang satunya meninggal. ruh mereka berdua dikumpulkan dan mereka berdua diperintahkan untuk memuji satu sama lain. maka mereka saling mengatakan : sebaik-baiknya saudara, dan sebaik-baiknya teman.

Salah satu sahabat yang kafir meninggal, dan diberi kabar tentang tempatnya di neraka. maka diapun ingat terhadap sahabatnya. maka dia berdoa : ya Allah, si fulan adalah sahabatku. dia selalu memerintahkanku untuk bermaksiat kepadaMu dan RosulMu. dan memerintahkanku untuk mengerjakan hal-hal yang buruk dan menjauhi hal-hal yang baik. dan mengatakan kepadaku bahwa aku tidak akan bertemu denganMu.

Ya Allah. janganlah Engkau beri hidayah kepadanya sampai Engkau melihatkan balasan atasnya seperti balasan atasku. dan bencilah dia sebagaimana engkau membenciku. 

Ketika sahabat yang satunya meninggal, dikumpulkanlah ruh mereka berdua dan diperintahkan untuk saling mencela, maka mereka saling mengatakan : seburuk-buruknya saudara, dan seburuk-buruknya teman.

Ibnu Abbas berkata : setiap sahabat akan menjadi musuh kelak di akherat kecuali yang menjadikan ketakwaan sebagai dasar dalam persahabatan.

Sudahkan anda memiliki sahabat yang selalu mengingatkan akan ketaatan kepada Allah dan RosulNya ? dan yang paling penting adalah, sudahkah anda menjadi seorang sahabat yang selalu mengingatkan sahabat anda dalam kebaikan ?
Judul artikel : Luruskan Niat Dalam Persahabatan
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Jumat, 02 November 2012


Read more: http://www.artikelislami.com/2012/11/luruskan-niat-dalam-persahabatan.html#ixzz2O9aOBjhF

Katakanlah Kebenaran walau itu pahit !



"قل الحق ولو كان مرا"
"Qullil haqqa walau kaana murran"
"Katakanlah kebenaran walau itu pahit"

Kalimat itu cukup jarang saya dengar, dan saya menemukannya dalam suatu novel islami. Kenapa saya bilang jarang mendengar, karena saya lebih sering mendengar orang berbicara, "kami berbohong untuk kebaikan", atau "Allah juga tahu kami berbohong karena alasan yang baik".

Begitu juga dengan kejadian-kejadian di sekitar kita, yang secara tidak langsung melegalkan kebohongan karena alasan yang dianggap baik. Kebohongan yang dilakukan dalam hal-hal kecil ini akan membiasakan kita untuk hidup acuh tak acuh terhadap lingkungan kita. Misalnya, ada seorang mahasiswa merusak suatu alat di laboratorium, kita yang melihatnya justru tidak melaporkannya pada laboran, karena alasan "nanti kalau dilaporkan, kasian, dia akan kena hukuman, atau harus membayar uang untuk menggantinya". Sekilas mungkin kita terlihat membantu teman kita itu, tetapi konsekuensi dari kebohongan kita yaitu saat alat itu akan dipakai oleh orang lain, tentu alat tersebut tidak dapat digunakan. Mulai muncul fitnah dan pergunjingan yang berlarut-larut. Hal ini justru menambah masalah baru.

Contoh lain, misalnya, kita melihat Ibu kita keluar dari rumah tidak menutup auratnya dengan jilbab. Maka seharusnya kita mengingatkan pada beliau dengan pelan-pelan dan sopan, bahwa hal tersebut dilarang Allah. Bukannya malah membiarkannya karena alasan "khawatir Ibu tersinggung saat diingatkan".

Marilah kita membiasakan berkata jujur akan suatu kebenaran, walaupun kebenaran yang kita sampaikan itu bernilai pahit bagi kita atau orang lain.

Emakku Pahlawan




Sebagian besar orang mengetahui bahwa emak itu panggilan untuk seorang ibu di beberapa bahasa daerah, termasuk daerahku, sunda. Tapi emak yang saya sedang tulis sekarang ini bukan untuk membahas tentang ibu saya, melainkan nenek saya. 

Beliau sosok yang sangat berarti bagi saya dan seluruh keluarga besar saya. Beliau sangat dekat dengan cucu-cucunya, mungkin itu juga yang menyebabkan kami para cucunya juga memanggilnya dengan sebutan emak, bukan nenek atau "nini" dalam bahasa sunda.

Banyak sekali yang emak ajarkan pada kami saat belau hidup. Salah satunya yaitu nilai 'berbagi". Emak mengajarkan pada kami sedari kecil tentang pentingnya berbagi pada saudara. Jika salah seorang dari kami mempunyai makanan, kami membaginya agar sepupu-sepupu kami juga ikut merasakan makanan itu. Hal ini benar-benar tertanam di dalam benak kami, hingga sekarang kami telah dewasa.

Orang lain yang baru tahu keluarga besar kami mungkin akan agak terheran-heran, bagaimana dekatnya kami. Bahkan ada yang mengira kami ini bukan saudara sepupu, tetapi saudara kandung. Jika ada salah satu dari kami memiliki masalah, kami berembug untuk mendapatkan solusinya.

Alhamdulillah kami sangat bersyukur Allah menitipkan kami pada satu keluarga besar yang memiliki sosok emak yang sangat menginspirasi, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, yang manfaatnya sangat kami rasakan walaupun beliau sudah tiada. Kami hanya bisa berdoa semoga nilai-nilai yang emak ajarkan pada kami, menjadi amal jariyah yang tidak pernah putus. Aamiin.

Islam Dan Kimia 2

Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern'."Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu kimia," cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Tanpa tedeng aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.

Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam. "Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar," ungkapnya.

Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia.
Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.

Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa penting dalam kehidupan manusia modern--merupakan penemuan para kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga militer.

Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina, dan masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu kimia. Jabir (721 M-815 M), misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Ia bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Salah satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat kuantitatif. Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga tercatat sebagai penemu sederet proses kimia, seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.

Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan 'Geber' itu pun tercatat berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal. Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian.Berkat jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap. Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting lainnya dalam merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum.


Muhammad Ibn Zakariya ar-Razi
Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa melakukan revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi (lahir 866 M). Dalam karyanya berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga, yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah merupakan hasil kreasinya.Al-Razi pun tercatat mampu membangun dan mengembangkan laboratorium kimia bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. "Al-Razi merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan laboratorium modern," ungkap Anawati dan Hill.

Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu masih tetap dipakai hingga sekarang. "Kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu kimia sungguh luar biasa penting," cetus Erick John Holmyard (1990) dalam bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia.

Sosok kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah Al-Majriti (950 M-1007 M). Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku kimia bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata cara pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuwan pertama yang membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa --yang delapan abad berikutnya dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.

Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M) dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-obatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.
Dulu dunia islam sangat maju sebelum terjadi perang salib, mulai dari ilmu kedokteran, kimia, biologi, sosial, ilmu perbintangan/astronomi, aljabar, science, filsafat dll semua ada di perpustakaan baghdad irak.

dimana selama masa perang salib, banyak buku2 islam yang diambil, dan dibawa oleh pasukan salib dan sebagian lain dibakar oleh pasukan salib. karena pada saat terjadi serangan pasukan salibis, buku2 di perpustakaan baghdad dibakar dan dibuang ke sungai tigris. Jadi HAMPIR semua teknologi dan science yang ada di tangan orang2 barat berasal dari kebudayaan Islam.

Sedikit Sejarah Baghdad

DI mata sejarah, Baghdad adalah kota yang luar biasa berharga bagi umat manusia. Sebab, tak hanya molek dan menyimpan kekayaan peradaban masa silam, Baghdad juga menjadi saksi tingginya kebudayaan dan semangat keilmuan yang membawa umat manusia ke era kemajuan sains dan filsafat.

Angin kemajuan yang membawa Baghdad pada puncak keharuman reputasinya mulai bertiup 12 abad silam di kota itu. Atmosfer haus ilmu ini muncul terutama berkat dorongan kalangan istana ketika kekuasan Islam berada di tangan kekhalifahan Abbasiyah. Puncaknya, boleh dikata, terjadi pada saat khalifah kelima dinasti ini, Khalifah Harun ar-Rasyid, berkuasa.

Tak berapa lama setelah naik tahta, Harun ar-Rasyid mendirikan Bait al-Hikmah (lihat: Semangat Ilmiah dari Istana). Bait al-Hikmah ini merupakan lembaga yang berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Dalam kurun dua abad, Bait al-Hikmah ternyata berhasil melahirkan banyak pemikir dan intelektual Islam. Di antaranya, nama-nama ilmuwan seperti Al-Khwarizmi dan Al-Battani.

Selain mereka berdua, kelak juga muncul nama-nama lain yang tidak asing lagi bagi dunia ilmu pengetahuan, seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dan Al-Ghazali, tiga filsuf Islam terkemuka. Al-Khwarizmi, yang bernama lengkap Abu Ja'far bin Musa al-Khwarizmi, lahir di Baghdad sekitar 780 M. Tokoh pemikir ini --sebagaimana telah disebut-- besar dan mereguk ilmu di Bait al-Hikmah.

Di tengah semangat Harun ar-Rasyid yang menggebu-gebu mengembangkan ilmu pengetahuan, agama, dan filsafat, Al-Khwarizmi mendapat kesempatan luas untuk mengembangkan ilmunya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Al-Khwarizmi bersama Banu Musa, sohibnya sesama penuntut ilmu di Bait al-Hikmah, bertugas menerjemahkan naskah-naskah ilmiah Yunani sambil memperdalam sekaligus mengajar aljabar, geografi, juga astronomi.

Dalam sejarah ilmu pengetahuan, kelak Al-Khwarizmi dikenal sebagai pengembang aritmetika dan geometri. Perhitungan logaritma diketahui berasal dari hasil pemikirannya. Karyanya yang sangat terkenal untuk bidang aritmetika dan geometri ini berjudul Kitab al-jabr wal muqabala. Lewat karyanya inilah Al-Khwarizmi memperkenalkan istilah yang belakangan dikenal sebagai aljabar.

Buku Aljabar Pertama

KITAB al-jabr wal muqabala adalah buku pertama tentang aljabar. Tiga abad setelah terbit, kitab bikinan Al-Khwarizmi itu memberi ilham kepada dunia Barat dalam soal angka nol dan ide untuk menyerap angka-angka Arab. Al-Khwarizmi juga dikenal sebagai ahli astronomi yang mendasarkan diri pada pemikiran Ptolemaeus, astronom Iskandariyah yang hidup di abad ke-2 (100-178 M).

Sumbangan pemikiran penting Al-Khwarizmi di bidang astronomi adalah pedoman penentuan garis lintang dan garis bujur untuk membuat peta, yang lebih akurat dibandingkan dengan temuan Ptolemaeus. Pada tahun wafatnya Al-Khwarizmi (850 M), lahirlah Al-Battani --bernama lengkap Abu Abdallah Mohammad ibn Jabir ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani.

Di masa muda, Al-Battani meninggalkan tanah kelahirannya, Harran --kini masuk wilayah Turki-- lalu bermukim di Baghdad sampai wafat pada usia 79 tahun. Selama berada di Baghdad, Al-Battani berhasil mengembangkan teori trigonometri dan astronomi. Seluruh pemikirannya di dua bidang itu tertuang dalam buku klasik berjudul Kitab al-Zij.

Lewat buku itu, Al-Battani menempatkan diri sebagai seorang di antara jejeran pakar geometri dan astronomi Islam. Untuk bidang trigonometri, Al-Battani inilah yang memperkenalkan rumus b sin (A) = a sin (90 - A). Ia juga melengkapi keberhasilannya dengan karya di bidang astronomi berupa tabel-tabel yang menjelaskan hasil pengamatannya terhadap matahari dan bulan, ditambah dengan katalog 489 bintang.

Berbagai penjelasan Al-Battani mengenai gerak matahari dan bulan malah disebut-sebut lebih tepat dibandingkan dengan Ptolemaeus. Malah, jarak bumi-matahari yang ia hitung ternyata berselisih sedikit sekali dengan hitungan modern yang berlaku kini. Karya Al-Battani yang paling berharga dan masih terus digunakan hingga hari ini adalah hitungan satu tahun sama dengan 365 hari 5 jam 48 menit dan 24 detik.

Seiring dengan kemajuan pemikiran di bidang keilmuan yang dibawa Al-Khwarizmi dan Al-Battani, Bait al-Hikmah juga membawa angin baru bagi pemikiran filsafat. Apalagi kekhalifahan masa itu sangat gandrung pada aliran Mu'tazillah yang memuja kebebasan berpikir. Filsuf pertama yang lahir dari lembaga itu tiada lain Abu Yusuf Ya'qub ibn Ishaq al-Kindi.


dragon-shiriyu.blogspot.com/2009/02/islam-dan-kimia.html

Islam dan Ilmu Kimia 1


Apa yang terbersit saat mendengar kata Islam dan Kimia?
Mungkin beberapa orang berpendapat itu dua hal yang berbeda, dan tidak saling berhubungan. Tetapi coba kita baca Surat Al-Baqarah ayat 269 :

"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."


Ayat di atas menegaskan bahwa kita sebagai seorang muslim dan manusia yang berakal, seharusnya dapat mengambil pelajaran dari Al Quran dan As Sunah. Begitu pun dengan peristiwa yang terjadi di sekitar kita, seperti proses terjadinya hujan, pendidihan besi, dan yang lainnya. Tahukah anda bahwa peristiwa kimia tersebut juga dijelaskan di dalam Al Quran?


Salah satu ayat Al Quran yang menjelaskan tentang proses terjadinya hujan, yaitu Surat Ar-Ruum ayat 48:

"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira."


Dan ayat yang menjelaskan tentang pendidihan besi yaitu Surat Al-Kahfi ayat 96:


"berilah aku potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu.""


Maka, sudah sepantasnyalah kita sebagai umat Islam, tidak hanya membaca Al Quran, tetapi juga mencoba untuk memahaminya.


Wallahu a’lam bish shawabi.

fathurkimia.blogspot.com/2012/07/islam-dan-kimia.html